
Barisan Rudeboys Menghentak di 40 Tahun IKJ
Kolektif band ska, reggae, rocksteady, hingga dub yang tergabung dalam album Return of the Root Bois
Oleh : Dwiki adiputra
Foto :VROLODIC CONCEPT
Ironisnya, pada hari Jum’at (9/7) lalu dari rangkaian perayaan Ulang Tahun yang ke-40 Institut Kesenian Jakarta itu turut pula diwarnai rasa duka. Siang harinya sekitar pukul 13:00 WIB, Aditya Tobing salah satu dosen IKJ baru saja meninggal dunia. “Kami sangat kehilangan kakak yang sangat berdedikasi, tapi hilang satu tumbuh seribu fren!,” ujar seorang personil dari Sound Solution.
Papan Luncur yang baru saja merilis album beberapa waktu lalu menguntit di panggung setelah Thoriq Madani dan Bois’ Stompin. Beberapa nomor milik The Mighty Mighty Bostones dan Voodoo Glowskull menjadi nomor yang mereka sajikan malam itu mengiringi nomor-nomor milik sendiri termasuk hits “Pogo Dance” yang sempat mampir di nominasi Kategori Favorite Reggae and Ska Song, dari sebuah penghargaan musisi cutting-edge bertaraf nasional ICEMA. Sebuah atmosfir yang sudah cukup lama tak terlihat, ketika para “Rudy” lengkap dengan setelan celana dan jas ngatung, topi trilby di kepala dan boots yang dengan pongahnya kembali hilir mudik di sebuah event musik.
Terbukti sekali lagi bahwa lingkar labirin itu juga berlaku untuk musik, atau bisa jadi ini merupakan sebuah konsep titik jenuh atas kondisi industri musik yang enggan dewasa untuk mengikuti tuntutan kreatifitas? Yang jelas malam itu orang-orang yang berstelan necis dan kebanyakan dari mereka berkepala botak itu seolah tidak peduli dengan pertanyaan barusan dan terus berdansa.
Jiung band yang terang-terangan mengidolakan alm. Benyamin Sueb menjadi penyeimbang malam itu melalui lagu – lagu pop urban-retro khas sang idola. Bahkan mereka menyelipkan “Kompor Mledug” selain karya orisinil mereka antara lain “Motor Bledug”, dan pop cinta enerjik berjudul “Pasar Malem”.
Running Circle dengan manis sempat menggarap “Monkeyman” milik Toots and The Maytals, seketika itu pula kemudian menjemput The Authentics yang menggebrak lewat “Do The Roll” dan “Hei Rudi!”. “Selanjutnya dengan tembang milik D’Bagindaz (C-I-N-T-A) tapi versi barat, ini L-O-V-E!,” kelakar Dawny dari panggung sembelum membawakan hit yang sempat sukses oleh Nat King Cole tersebut versi mereka yang groovy-danceable.
The Authentics mengakhiri penampilan mereka lewat “ You Gotta Dance” disambung hits “Untukmu”. Soul musik reggae-punk lalu digelontorkan oleh De’ Jenks sesaat setelah The Authentics. Malam itu mereka tampil maksimal walaupun minus gitaris Adit (juga personil The Sabotage-punk) dengan “Prison Blues”, “Ganja Ganja”, terakhir single pamungkas mereka “Move On”.
Rupanya kelahiran kedua bagi legenda hidup ska tanah air, Skalie terjadi lagi malam itu. Mereka sukses menghajar kuping para penonton lewat “Rat Race” milik dedengkot 2 tone-band asal Inggris, The Specials. Beberapa nomor lawas pun tak ketinggalan dan sepertinya melegakan fans mereka, seperti “Dusta” dan “Kali Kedua”.
Penampilan Skalie termasuk ditunggu-tunggu penggemarnya, terbukti dari daya magnet yang cukup kuat menarik penonton yang tersisa kala itu untuk bernyanyi bersama dan merangsek ke depan panggung. Lewat tengah malam Sound Solution, sebuah kolektif menawan yang melahirkan bunyi-bunyian magis a la musik dub-soul menutup acara “Revival: Return of Rootbois Compilation Goes to IKJ Campus”. Tegukan vodka Sally cukup menghangatkan malam itu bersama karakter vokalnya yang kuat, agaknya mereka berhasil menghanyutkan rudeboys yang kehabisan energi setelah ber-pogo dance semalam suntuk.